Manajemen Teknologi Informasi

Pentingnya suatu manajemen informasi

Teknologi informasi mencakup seluruh aktivitas kegiatan usaha berupa otomatis prosesing data dan konektivitas jaringan membuka pintu yang sebelumnya tak terbayangkan terkait kapabilitas dan efisiensi.

TI Project Management

cara yang dilakukan untuk mengelola sumber daya (manusia, data dan anggaran) untuk mencapai tujuan yang ditentukan yaitu proyek sistem informasi/teknologi informasi.

Tujuan management proyek TI

?Tujuan Manajemen Proyek, tujuan manajemen proyek TI mencakup empat komponen yaitu ruang lingkup, biaya, kualitas dan waktu.

?Proses manajemen proyek, manajemen proyek TI mengacu pada fase-fase pelaksanaan proyek yang mencakup  fase inisiasi proyek, perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, pengendalian proyek dan penyerahan proyek.

?Pengetahuan manajemen proyek. Area pengetahuan (Knowledge area) yang diperlukan dalam mengelola sebuah proyek, terdapat delapan aspek pengetahuan yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen resiko dan manajemen pengadaan.

Project Management Information

?Pengertian managemen :

?Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai sumberdaya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan.

?Pengertian informasi :

?Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.

Manajemen Proyek sistem informasi

?Manajemen proyek sistem informasi sering disingkat juga sebagai MPSI adalah kerangka kerja atau inisiatif yang mengukur tingkat keberhasilan proyek. MPSI juga memberikan informasi yang diperlukan untuk memantau dan mengendalikan proyek.

?Menurut Raymond Mcleod. JR. (2008) “Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa”.

?Sebuah sistem informasi manajemen proyek (PMIS) dapat menjadi kerangka kerja untuk memandu kemajuan proyek dan membantu untuk meningkatkan tingkat keberhasilannya.

Penerapan Manajemen proyek informasi

  1. Basis Data Risiko

?Setiap risiko perlu ada data mengenai perkiraan probabilitas, preventif / tindakan korektif dilaksanakan, data aktual kejadian dan efektivitas tindakan.

?Data tentang risiko yang berbeda-beda pada proyek yang sudah selesai secara sistematis dikumpulkan dan disimpan dalam data base.

  1. 2. Basis Data Paket Pekerjaan

?Dalam paket pekerjaan biasanya berisi deskripsi dan spesifikasi, hasil estimasi usaha, sesuai perubahan atau klaim usaha yang sebenarnya. Serupa dengan data base risiko, data base paket pekerjaan menyimpan data aktual proyek yang sudah selesai.

  1. Basis Data Perubahan dan Klaim

?Penerapan ketiga dari MPSI adalah data base yang berisi semua perubahan besar (perubahan permintaan dan perintah perubahan) dan / atau klaim yang tidak secara langsung sesuai dengan paket pekerjaan masing-masing, tetapi signifikan untuk hasil proyek.

 

 

research and development

Proyek Penelitian dan Pengembangan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan atas suatu fenomena yang muncul di masyarakat, kemudian dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proyek ini bertujuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk tertentu, dan jenis proyek ini dapat disebut pula dengan istilah (research and development) dimana melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk tertentu.  Dalam mengejar proses akhir, proyek ini seringkali menempuh proses yang berubah-ubah, demikian pula dengan lingkup kerjanya. Agar tidak melebihi anggaran atau jadwal secara substansial maka perlu diberikan batasan yang ketat perihal masalah tersebut.

Siklus hidup proyek adalah tahap-tahap perkembangan proyek dari awal gagasan hingga proyek dinyatakan selesai dimana tiap tahap memiliki pola tertentu. Secara garis besar siklus hidup proyek dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu (Poerwanto,­___) :

  1. Tahap Konsepsi
  2. Tahap Perencanaan
  3. Tahap Eksekusi
  4. Tahap Operasi

Spesifikasi kebutuhan user.

Spesifikasi ini akan berhubungan dengan hasil yang diinginkan oleh user secara umum. Spesifikasi kebutuhan user akan menentukan apakah hasil proyek dapat diterima atau tidak.

Spesifikasi kebutuhan proyek

Spesifikasi kebutuhan proyek merupakan terjemahan teknis dari kebutuhan user. Terjemahan ini bisa dalam bentuk, ukuran, kapasitas, kecepatan, dll.

Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall, dapat dilakukan dengan lebih sederhana melibatkan 5 langkah utama:

  1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
  2. Mengembangkan produk awal
  3. Validasi ahli dan revisi
  4. jicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
  5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir
  1. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kinerja

proyek

Faktor- faktor risiko yang mempengaruhi kinerja

waktu dan kinerja mutu pada proyek dibedakan

menjadi 7 variabel, yaitu :

  1. Faktor Bahan (material) terdiri dari:
  2. Kekurangan bahan konstruksi
  3. Perubahan material pada bentuk, fungsi dan

spesifikasi

  1. Keterlambatan pengiriman bahan
  2. Kerusakan bahan di tempat penyimpanan
  3. Kelangkaan bahan
  4. Ketidaktepatan waktu pemesanan bahan

 

  1. Faktor Peralatan (equipment) terdiri dari:
  2. Kerusakan Peralatan
  3. Kekurangan Peralatan
  4. Produktivitas Peralatan

 

  1. Faktor Keuangan (financing) terdiri dari:
  2. Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan
  3. Keterlambatan proses pembayaran oleh owner
  4. Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor

apabila waktu penyelesaian lebih cepat dari

jadwal.

 

  1. Faktor Lingkungan dan masyarakat (environment)

terdiri dari:

  1. Pengaruh cuaca pada aktifitas konstruksi.
  2. Pengaruh keamanan lingkungan terhadap

pembagunan proyek.

  1. Masalah geologi di lokasi.
  2. Tidak adanya komunikasi antara kontraktor

dengan masyarakat.

 

  1. Faktor Tenaga kerja (man power) terdiri dari:
  2. Kekurangan Tenaga Kerja.
  3. Kemampuan tenaga kerja.
  4. Kompetensi kontraktor.
  5. Subkontraktor atau mitra kerja tidak ahli di

bidangnya.

  1. Perbedaan penilaian mutu produk.
  2. Pemahaman spesifikasi pekerjaan yang tidak

sama.

  1. Campur tangan atau intervensi owner.

 

  1. Faktor perencanaan terdiri dari:
  2. Keterlambatan perizinan sebelum pelaksanaan.
  3. Terjadinya perubahan desain.
  4. Kesalahan desain oleh perencana.
  5. Terjadinya additional work.

 

  1. Faktor Manajemen terdiri dari:
  2. Sistem pengendalian waktu yang lemah.
  3. Penyusunan urutan kegiatan yang kurang baik.
  4. Tidak dilakukan evaluasi spesifikasi pekerjaan

sebelum pelaksanaan.

  1. Tidak adanya prosedur operasi setiap pekerjaan.
  2. Kesalahan dalam pemahaman dokumen kontrak.
  3. Manajemen K3 yang buruk.
  4. Prosedur manajemen Mutu yang tidak sesuai.

Langkah-langkah Melakukan R&D (Research and Development)

 

Eureka Pendidikan. Pada dasarnya penelitian R&D memiliki karakteristik adanya produk yang dihasilkan dari penelitiannya. Produk yang dihasilkan ini diawali dari analisis kebutuhan dari lokasi penelitian. Pada bidang pendidikan, produk yang dihasilkan umumnya berupa media belajar. Namun, pada bidang lain dapat berupa produk yang dinilai lebih efisien dibandingkan produk yang sudah ada. Secara umum, model R&D telah dikembangkan oleh beberapa ahli salah satunya model yang dikembangkan oleh Bolt and gall yang mengembangkan model R&D melalui beberapa tahapan, yakni:

 

1.Penelitian dan Pengumpulan Data (Research & Information Collecting)

Langkah pertama yang dilakukan adalah analisis kebutuhan, studi literatur dan riset kecil.

  1. Analisis kebutuhan,- Hal dilakukan dengan mencari informasi terkait masalah yang dihadapi oleh lokasi atau wilayah yang dijadikan target pengembangan produk. Selain itu, mencari informasi atau data terkait hal apa yang dibutuhkan guna menyelesaikan masalah di lokasi tersebut. Sebagai contoh, jika akan mengembangkan produk di sekolah maka, peneliti terlebih dahulu mencari tahu masalah pembelajaran apa yang dihadapi guru dan siswa. Kemudian, peneliti juga mulai mengidentifikasi hal atau produk apa yang sekiranya dapat menyelesaikan masalah pembelajaran di sekolah tersebut.

b.Studi literatur,- berkaitan dengan pencarian informasi dan data empiris melalui teori dan penelitian relevan terkait produk yang akan dikembangkan. Hal ini akan menuntun peneliti dalam mengembangkan produk yang akan dihasilkan.

c.Riset skala kecil,- hal ini dimaksudkan sebagai hasil dari pengidentifikasian yang telah dilakukan oleh peneliti terkait produk yang sekiranya dibutuhkan untuk memastikan apakah produk yang akan peneliti kembangkan benar-benar dapat menjadi produk yang dapat menyelesaikan masalah di tempat atau sekolah tersebut.

2.Perencanaan Penelitian (Planning)

Perencanaan dalam penelitian R&D meliputi: merumuskan tujuan penelitian, memperkirakan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian, merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk partisipasinya dalam penelitian.

3.Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)

Tahapan ini meliputi: 1) Membuat desain produk yang akan dikembangkan, 2) Menentikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama penelitian, 3 )Menentukan tahap-tahap pengujian desain di lapangan.

4.Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)

Tahapan ini berkaitan dengan: 1) Melakukan pengujian awal terhadap desain produk, 2) Pengujian bersifat terbatas, 3) Uji coba lapangan dilakukan berkali-kali agar mendapatkan desaian yang sesuai dengan kebutuhan. Selama uji coba ini dilakukan pengumpulan informasi melalui observasi, wawancara dan pengisian quesioner.

  1. Merivisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)

Tahapan ini merupakan perbaikan dari hasil uji coba lapangan awal. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif produk.

6.Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)

Tahap ini berkaitan dengan uji produk secara lebih luas, yang meliputi: 1) Menguji efektivitas desain produk, 2) Uji efektivitas desain menggunakan teknik eksperimen model pengulangan, 3) Hasil uji lapangan adalah desain yang efektif, baik dari sisi substansi maupun metodologi. Data terkait penggunan produk dikumpulkan untuk melihat efektifitas dan efisiensi produk.

7.Revisi Hasil Uji Lapangan (Operational Product Revision)

Tahapan ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas. Penyempurnaan produk pada tahap ini akan semakin memantapkan produk yang akan dikembangkan. Penyempurnaan pada tahapan ini tidak hanya didasarkan pada aspek kualitas melainkan juga kuantitasnya berdasarkan hasil belajar siswa yang pada proses pembelajaran telah diuji untuk menggunakan produk yang dikembangkan.

8.Uji Kelayakan (Operational Field Testing)

Tahap ini bekaitan dengan pengujian terhadap efektivitas dan adaptabilitas desain produk yang melibatkan pemakai produk. Uji ini dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, quesioner, yang kemudian hasilnya dianalisis.

9.Revisi Produk Akhir (Final Product Revision)

Revidsi ini didasarkan atas masukan dari uji kelayakan. Langkah ini akan semakin menyempurnakan produk yang sedang dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir ini dipandang perlu guna keakuratan produk yang dikembangkan. Pada tahapan ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan.

10.Diseminasi dan Implementasi Produk (Dissemination and Implementation)

Mempublikasikan hasil dari produk yang dikembangkan agar dapat diimplementasikan secara umum atau dalam lingkup yang lebih luas